Paradigma Politik Islam Dari Era Rasulullah Hingga Era Revolusi 4.0
Abstract
Fenomena politik yang sekarang kita lihat tidak terjadi secra tiba – tiba, melainkan proses – proses yang harus dilalui. Dalam politik terdapat sebuah evolusi, sebagaimana kita ketahui bahwa evolusi membutuhkan waktu yang tidak sikat. Waktu yang dibutuhkan tidak ada batasan pasti, namun bisa jadi sampai ribuhan tahun lamanya. Dalam paradigma politk evolusi yang diususng adalah politik berevolusi secara alamiyah. Sehingga cara pandang yang terjadi adalah seorang pemimpin tidak dibentuk melainkan dilahirkan. Lebih jauh lagi penyebab terjadinya negara yang baik, sejahtera, adil, aman, dan makmur itu tidak bisa serta merta terjadi begitu saja, tidak bisak ita beranggapan bahwa karena yang menjadi pemimpin Soekarno misalnya maka Indonesia jaya. Karena semua bidang sosial politik akan berproses terus hingga mencapai titik kulminasi peradaban politik dan setelah itu akan kembali lagi bobrok hingga suatu saat akan mencapai titik kejayaannya kemabali.
Politik sendiri sudah ada sejak zaman islam, bahkan sebelum islam hadir peraturan kekuasaan sudah ada. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya kerajaan – kerajaan pra-islam, seperti Romawi, Byzantium, dan lain sebagainya. Sejak saat itu pula evolusi poitik mulai berjalan bertemu dengan kepemimpinan rasulullah hingga tiba pada era revolusi 4.0. jangka waktu panjang yang ditempuh-khusunya poltik dari era Rasulullah hingga dewasa ini- mengalami perubahan paradigma politik yang sangat banyak. Sebab banyaknya perubahan paradigma, dirasa perlu mengkaji semua misteri yang terkandung dalam waktu berabad abad lamanya. Oleh karena itu penulis akan mengkaji perjalanan evolusi paradigma politik serta mengetahui bagaimana peraturan kekuasaan yang sedang berlangsung. Dengan mempelajari evolusi paradigma politik kita juga bisa mengambil pelajaran, sehingga dapat dijadikan referensi dalam membangun paradigma politik baru dan mencapai kulminasinya. Karena mempelajari sejarah merupakan hal yang penting, namun ada hal yang lebih penting dari pada sekedar mempelajarinya, yaitu mengukir sejarah baru melalui potensi.
Copyright (c) 2020 M. Rezi Muda putra, M. Faqih Bramasta, Shafwatul Insani, Dinda Dhuha Chairunnisa, Sopian Kamil, Nila Nailatul, Fadly Nashrul Shiddiq, Yasmin Karima

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.